Recent Videos

Trailer IT Clown 2017 Film Horor Barat

Badut setan pemakan anak-anak. Terdengar seperti premis yang menggelikan, serta ini yang buat saya tidak seutuhnya tercekat dengan horor dalam It. It yaitu film horor yang dikerjakan dengan begitu sangat baik, tetapi ia jalan di garis tidak tebal pada brutal serta konyol. Pembuat filmnya tentu mengarah kata pertama, namun saya merasakan kalau ia seringkali tersasar di kata ke-2. Mungkin saja karna saya, didunia riil, lumayan sukai dengan badut. Entahlah, horor itu subyektif. Sebagian tehnik menakut-nakutinya memakai dampak khusus yang kompeten, namun merasa terlalu berlebih di bagian-bagian. 

Mungkin saja ini karna materi sumbernya? Saya tidak dapat memastikannya, karna belum juga membaca novel th. 1986 yang dikarang oleh penulis horor terkenal, Stephen King. Tetapi saya telah melihat penyesuaian miniserinya yang dilaunching di th. 1990 di mana Tim Curry bertindak jadi Pennywise si Badut. Miniseri ini berdurasi nyaris 4 jam apabila menimbang pernyataan Wikipedia di mana penulis skripnya “harus meremehkan banyak subplot karna waktu”, jadi saya menyimpulkan kalau novelnya pastinya padat serta tidak tipis. Jadi masuk akal waktu versus film yang ini cuma ambil separuh narasi dari novel. Tidak butuh cemas bila pemotongannya janggal, karna narasi di novelnya memanglah terbagi dalam dua lingkup saat yang berlainan. 


Meskipun demikian, ini jadi dilema. Sisi pertama yang kita lihat saat ini ambil saat waktu beberapa tokohnya masih tetap anak-anak, sesaat sisi ke-2 (di sekuel yang telah direncanakan) bercerita bagaimana anak-anak ini telah dewasa serta “dipanggil kembali” oleh si Badut. Motivasi ciri-khas baru lebih dari sebatas mengigit dibagian ke-2, karna mereka mesti bertemu dengan trauma masa kecil. Hal semacam ini buat film yang ini tidak lengkap. Ada suatu hal yang kurang yang mungkin saja akan anda rasakan waktu kredit title mulai bergulir. 

Anak-anak yang perlu mengalahkan badut setan yaitu Club Pecundang yang beranggotan si gagap Bill (Jaeden Lieberher) , si cerewet berkacamata Richie (Finn Wolfhard) , si takut kuman Eddie (Jack Dylan Grazer) , serta si pendiam Stanley (Wyatt Oleff) . Nanti, anggota mereka juga akan jadi bertambah dengan kehadiran si gendut cerdas Ben (Jeremy Ray Taylor) , si cewek cantik yang digosipkan genit Beverly (Sophia Lillis) , serta si anak berkulit hitam Mike (Chosen Jacobs) . Bila anda merasakan perasaan familiar waktu lihat anak-anak ini, mungkin saja karna anda telah melihat serial Stranger Things dari Netflix. Saat ini kita ketahui mereka bisa ide dari tempat mana. 

Untuk film ini, latar saatnya dirubah, dari yang aslinya di th. 50-an ditukar jadi 80-an. Tidak demikian punya pengaruh sesungguhnya, karna filmnya masih tetap menangkap esensi dari materi aslinya. Rating “R/Dewasa” mengijinkan filmnya untuk menghadirkan bagian-bagian yang tidak berani diangkat oleh miniserinya. Juga akan terdapat beberapa adegan relatif brutal di mana anak-anak sebagai objek atau sebagian kalimat jorok yang dibuangkan oleh anak-anak. Ia juga menyentuh beberapa hal subversif seperti pelecehan seksual serta KDRT. Tetapi anda tentu tahu kalau ini yaitu potret yang realistis. Anak-anak memanglah tidak semanis nampaknya serta orang-tua tidak semua senantiasa mengayomi. Bahkan juga, kebanyakan orang dewasa di film ini digambarkan jadi seperti monster sendiri. Untuk saya, horor dunia riil yang perlu dihadapi anak-anak prapubertas ini tambah lebih meyeramkan. Oleh karena itu, tolong janganlah dahulu bawa anak/adik anda melihat It. Mereka belum juga siap. 

Film di buka dengan hujan deras di kota kecil Derry. Bill ogah di ajak oleh adiknya, Georgie untuk main perahu kertas diluar tempat tinggal. Georgie main sendirian, menguber perahu kertas yang tenggelam di aliran air di selama jalan. Tetapi, perahunya masuk kedalam selokan. Georgie punya maksud mengambilnya, sebelumnya mendadak nampaklah Pennywise si Badut dari dalam gorong-gorong. Ia merayu Georgie, serta lalu kita juga akan disuguhi satu panorama mengerikan yang tidak kita kira juga akan kita peroleh dalam satu film yang di bintangi anak-anak. Georgie jadi satu diantara banyak anak-anak yang menghilang di kota Derry. 

Sebagian bulan lalu, Bill yakin kalau adiknya itu masih tetap hidup. Tetapi semua kota telah melupakannya, ditutupi oleh masalah kehilangan selanjutnya. Jadi dengan rekan-temannya di Club Pecundang, Bill menggunakan berlibur musim panasnya untuk temukan Georgie. Sudah pasti, rekan-temannya juga tidak ada yang yakin, namun, hei, tersebut fungsinya rekan, kan? 

Yang begitu menarik dari film ini yaitu bagaimana ia ambil saat yang cukup banyak untuk kita untuk mengetahui beberapa anak-anak ini. Kita betul-betul di buat yakin dengan persahabatan mereka. Mereka nongkrong bareng, main sepeda bareng, serta waktu dalam bahaya, mereka cemas keduanya serta kita juga mencemaskan keselamatan mereka. Film ini didominasi oleh aktor cilik, serta anda penasaran lihat bagaimana sistem castingnya. Beberapa aktor cilik ini demikian pintar berakting, tiap-tiap ciri-khasnya yang unik merasa riil serta dekat dengan kita. 


Pennywise nyatanya hanya satu diantara bentuk dari “dia”, makhluk supranatural yang dapat beralih bentuk sesuai sama apa yang paling kita takuti. Ia memangsa ketakutan terdalam dari korbannya. Oleh karena itu, kita juga akan melihat anak-anak ini diteror waktu mereka tengah sendirian di gudang bawah tanah atau di kamar mandi, lihat suatu hal yang paling mereka takuti, tak tahu itu hantu Georgie, wastafel berdarah, pasien lepra, serta badut setan, tentunya. Terornya random. Walau dengan terpisah sekuens ini lumayan buat ngeri, tetapi ia tidak menyatu keseluruhannya dalam kerangka naratif yang semakin besar. Klimaksnya tidak merasa jadi satu kulminasi dari semuanya teror dimuka. 

Mungkin saja ini karna “dia” tersebut yang tidak terejawantahkan dengan mantap. Bill Skarsgard tampak sensasional jadi sang badut setan, namun ia tidak di beri jumlah yang cocok. Pennywise cuma selesai hanya “teknik” menakuti, alih-alih entitas teror yang berwujud. Kengerian yang dibawa “dia”, makin lama makin menyusut, terutama waktu keluar dengan blak-blakan terus-terusan. Sutradaranya yaitu Andy Muschietti yang sempat mendatangkan makhluk berkaki serta berlengan kurus panjang (tak tahu apa pun namanya) dalam film Ibu. Muschietti memakai apa yang dapat dikerjakan dampak computer masa saat ini. Ada adegan di mana Pennywise buka mulut demikian lebar, tunjukkan beberapa ratus gigi tajamnya yang didatangkan lewat CGI. Ini menakutkan namun juga komikal di waktu berbarengan. Dampak spesialnya over-the-top, buat kita begitu mengerti kalau kita tengah lihat dampak khusus. Tidak beberapa orang yang takut dengan dampak khusus. 

It memanglah cuma penyesuaian separuh dari novelnya, tetapi filmnya sendiri telah diisi materi dari dua film. Yang pertama yaitu tentang anak-anak yang perlu hadapi persoalan mereka didunia riil yang demikian menarik hingga saya ingin nongkrong sekali lagi pada musim panas selanjutnya dengan mereka. Untuk yang ke-2, karna melibatkan badut setan, tanda-tandanya yaitu saya tidak menginginkan terlalu lama “nongkrong” dengan setannya karena sangat takutnya. Saya hanya juga akan katakan kalau saya masih tetap mampu lihat Pennywise sepanjang dua jam sekali lagi.

Trailer Pengabdi Setan 2017 Film Indonesia







Ending yang Fantastis 

Mungkin saja berkesan terlalu berlebih, tetapi ending film ini memanglah berlainan, serta betul-betul buat pemirsa terdiam. Mungkin saja ini film pertama yang sempat penulis lihat, dimana monitor telah jadi gelap serta selesai, tetapi semuanya pemirsa masih tetap terdiam di kursi mereka semasing. 

Tidak cuma diam, beberapa pertanyaan yang berputar-putar di kepala mereka mengenai akhir dari filmnya. 

Nuansa Film Lama 

Joko Anwar berhasil buat kita seolah melihat film jadul. Pertama, latar tempat memanglah ada di th. 1981, pastinya semuanya dekorasi hingga kendaraan ikuti eranya. 

Ke-2, ada candaan atau joke ala-ala th. 80an, yang mungkin saja bila anda pengagum film jadul, anda juga akan menyadarinya. Joko Anwar berhasil mengarahkan film ini dengan baik. 

Kekurangan 

Pastinya film ini bukanlah tanpa ada cela. Ada pula kekurangan dalam film ini. Salah nya ialah ada plot hole yang tidak diterangkan hingga akhir narasi. Ada pula adegan stereotype film yang dapat dibuktikan salah, namun masih tetap dipakai, salah nya ialah mendobrak pintu memakai bahu. 

Alur narasi mulai sejak pertengahan mendekati akhir juga berkesan datar serta tergesa-gesa, berlainan dengan awal sampai pertengahan yang berhasil buat kita ketakutan serta penasaran dengan apa yang berlangsung. 

Kekecewaan penulis dengan pribadi datang dari point Jumpscare. Di Trailer, tidak banyak Jumpscare yang dipertunjukkan. Penulis juga mengharapkan cukup tinggi dengan hadirnya kesan horror tanpa ada Jumpscare cheese ala film James Wan. Tetapi nyatanya, didalam film tetaplah ada Jumpscare cheese itu, walau Joko Anwar berhasil mempermainkan rasa kaget kita. 

Kesimpulan 

Untuk anda yang telah menantikan kebangkitan film horror Indonesia dengan narasi serta nuansa yang betul-betul mencekam, jadi film ini begitu layak untuk dilihat. Joko Anwar berhasil membawakan misteri kedalam narasi, hingga pemirsa senantiasa bertanya-tanya serta penasaran dengan lanjutannya.
 
Copyright © 2013. TrailerIndoXX1 - All Rights Reserved
Template Created by ThemeXpose | Published By Gooyaabi Templates