Ending yang Fantastis
Mungkin saja berkesan terlalu berlebih, tetapi ending film ini memanglah berlainan, serta betul-betul buat pemirsa terdiam. Mungkin saja ini film pertama yang sempat penulis lihat, dimana monitor telah jadi gelap serta selesai, tetapi semuanya pemirsa masih tetap terdiam di kursi mereka semasing.
Tidak cuma diam, beberapa pertanyaan yang berputar-putar di kepala mereka mengenai akhir dari filmnya.
Nuansa Film Lama
Joko Anwar berhasil buat kita seolah melihat film jadul. Pertama, latar tempat memanglah ada di th. 1981, pastinya semuanya dekorasi hingga kendaraan ikuti eranya.
Ke-2, ada candaan atau joke ala-ala th. 80an, yang mungkin saja bila anda pengagum film jadul, anda juga akan menyadarinya. Joko Anwar berhasil mengarahkan film ini dengan baik.
Pastinya film ini bukanlah tanpa ada cela. Ada pula kekurangan dalam film ini. Salah nya ialah ada plot hole yang tidak diterangkan hingga akhir narasi. Ada pula adegan stereotype film yang dapat dibuktikan salah, namun masih tetap dipakai, salah nya ialah mendobrak pintu memakai bahu.
Alur narasi mulai sejak pertengahan mendekati akhir juga berkesan datar serta tergesa-gesa, berlainan dengan awal sampai pertengahan yang berhasil buat kita ketakutan serta penasaran dengan apa yang berlangsung.
Kekecewaan penulis dengan pribadi datang dari point Jumpscare. Di Trailer, tidak banyak Jumpscare yang dipertunjukkan. Penulis juga mengharapkan cukup tinggi dengan hadirnya kesan horror tanpa ada Jumpscare cheese ala film James Wan. Tetapi nyatanya, didalam film tetaplah ada Jumpscare cheese itu, walau Joko Anwar berhasil mempermainkan rasa kaget kita.
Kesimpulan
Untuk anda yang telah menantikan kebangkitan film horror Indonesia dengan narasi serta nuansa yang betul-betul mencekam, jadi film ini begitu layak untuk dilihat. Joko Anwar berhasil membawakan misteri kedalam narasi, hingga pemirsa senantiasa bertanya-tanya serta penasaran dengan lanjutannya.
0 comments:
Post a Comment